Dalam rangka memperingati hari suci Tumpek Landep, Pemerintah Desa Landih melaksanakan kegiatan sembahyang bersama yang berlangsung khidmat pada Sabtu, 20 September 2025. Upacara ini digelar di halaman Kantor Desa Landih dan diikuti oleh seluruh perangkat desa, staf administrasi, serta PLKB yang turut hadir untuk merayakan nilai-nilai spiritual dan budaya Bali.
Tumpek Landep merupakan salah satu hari raya dalam kalender Bali yang jatuh setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Landep. Secara tradisional, hari ini dipersembahkan untuk menghormati Dewa Pasupati, sebagai simbol kekuatan dan ketajaman. Awalnya, Tumpek Landep ditujukan untuk menyucikan benda-benda tajam seperti keris, tombak, dan senjata lainnya. Namun, dalam perkembangan zaman, maknanya meluas menjadi bentuk penghormatan terhadap alat-alat teknologi dan benda-benda yang membantu manusia berpikir dan bekerja secara cerdas.
Di era modern seperti sekarang, masyarakat Bali memaknai Tumpek Landep sebagai momen untuk menyucikan pikiran, meningkatkan ketajaman intelektual, serta memperkuat niat dan tekad dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kegiatan sembahyang bersama di Kantor Desa Landih dimulai sejak pagi hari dengan persiapan sarana upacara seperti banten, canang sari, dan perlengkapan sembahyang lainnya. Para perangkat desa membersihkan alat-alat kerja mereka seperti komputer, printer, alat tulis, dan kendaraan dinas untuk disucikan secara simbolis.
Prosesi persembahyangan dilaksanakan untuk memohon restu kepada Sang Hyang Widhi agar seluruh perangkat kerja dapat digunakan dengan bijak dan membawa manfaat bagi masyarakat. Suasana berlangsung tenang dan penuh kekhusyukan, mencerminkan semangat spiritual yang mendalam dari para peserta.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk pelestarian tradisi, tetapi juga sebagai sarana refleksi bagi seluruh perangkat desa untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan kejernihan pikiran. Dengan menyucikan alat-alat kerja, para peserta diingatkan bahwa teknologi dan kecerdasan harus digunakan untuk kebaikan bersama, bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi.
Selain itu, pelaksanaan Tumpek Landep di lingkungan kantor pemerintahan menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya Bali tetap relevan dan dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan birokrasi modern. Ini menjadi bukti bahwa spiritualitas dan profesionalisme dapat berjalan beriringan.